Semalam sepulang dari Radio Bahana FM di daerah Petogogan, saya masih menjumpai istri saya sedang mengajar mengaji anak-anak Amalia. Di tengah kandungannya yang menginjak 7 bulan lebih perutnya yang terlihat besar masih penuh semangat. Di tengah kondisinya seperti itu semangatnya tidak pernah surut. Anak-anak juga ikut bersemangat. Itulah sebabnya saya bisa memahami kenapa anak-anak Amalia begitu sayang kepada istri saya yang lebih akrab disapa dengan 'Kak Rika.' Airmata saya tak terasa menetes, sebuah airmata kasih sayang bentuk penghormatan kepada sosok perempuan yang telah menjadi ibu dari putri saya dan juga kakak bagi anak-anak Amalia.
Dalam keluarga, sosok perempuan dan ibu memiliki kedudukan yang mulia. Ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusui, bersama suami mendidik anak dan mengasuh dalam menjalankan roda keluarga. Andil dalam keluarga dan masyarakat sangatlah besar. Kekaguman dan rasa hormat saya untuk semua perempuan dan ibu yang telah bekerja keras membesarkan anak-anaknya bersama suami tercintanya.dari sumber Wikimu
Jumat, 24 Desember 2010
Minggu, 19 Desember 2010
ADIK FAJAR "ALEXA" MENINGGAL
JAKARTA, KOMPAS.com — Gitaris band Alexa, Satrio, ikut merasakan duka yang tengah merundung keluarga penggebuk drum Alexa, Fajar. Adik Fajar, Dhani, gitaris grup The Authentics, meninggal pada Jumat (17/12/2010), pukul 01.12 WIB, akibat kecelakaan kendaraan bermotor di Jakarta.
"Sebenarnya hubungan saya dengan Dhani, Fajar, dan ibunya sudah seperti keluarga. Dhani sudah seperti adik saya. Berat buat saya dan keluarga Fajar. Tapi, ini sudah takdir dan jalan yang terbaik," kata Satrio ketika ditelepon oleh Kompas.com di Jakarta, Jumat (17/12/2010).
Satrio tidak mengetahui pasti bagaimana kronologi kecelakaan yang dialami oleh Dhani. "Kalau saya kurang tahu detail kronologinya. Yang pasti, kecelakaan kendaraan bermotor. Keluarga juga dapat kabar dari polisi tiga hari lalu," ungkap Satrio. "Dhani sempat pindah rumah sakit karena UGD (di rumah sakit pertama yang dituju) penuh saat itu. Akhirnya, ia dipindahkan ke rumah sakit lain terdekat," lanjutnya. "Tapi, maaf, saya enggak enak menyebutkan nama rumah sakitnya," imbuhnya.
Di rumah sakit yang berikutnya, kondisi Dhani semakin kritis. Akibatnya, operasi untuk menyembuhkan luka dalam pada bagian kepala Dhani tidak mungkin dilakukan. "Ada pendarahan di otak. Tadinya mau dioperasi, tapi kadar kesadaran Dhani ada di level tiga. Jadi, tingkat kesadaran itu mulai dari level tiga sampai level 15. Tingkat kesadaran Dhani ada di level paling rendah," terangnya lagi
DARI SUMBER KOMPAS
"Sebenarnya hubungan saya dengan Dhani, Fajar, dan ibunya sudah seperti keluarga. Dhani sudah seperti adik saya. Berat buat saya dan keluarga Fajar. Tapi, ini sudah takdir dan jalan yang terbaik," kata Satrio ketika ditelepon oleh Kompas.com di Jakarta, Jumat (17/12/2010).
Satrio tidak mengetahui pasti bagaimana kronologi kecelakaan yang dialami oleh Dhani. "Kalau saya kurang tahu detail kronologinya. Yang pasti, kecelakaan kendaraan bermotor. Keluarga juga dapat kabar dari polisi tiga hari lalu," ungkap Satrio. "Dhani sempat pindah rumah sakit karena UGD (di rumah sakit pertama yang dituju) penuh saat itu. Akhirnya, ia dipindahkan ke rumah sakit lain terdekat," lanjutnya. "Tapi, maaf, saya enggak enak menyebutkan nama rumah sakitnya," imbuhnya.
Di rumah sakit yang berikutnya, kondisi Dhani semakin kritis. Akibatnya, operasi untuk menyembuhkan luka dalam pada bagian kepala Dhani tidak mungkin dilakukan. "Ada pendarahan di otak. Tadinya mau dioperasi, tapi kadar kesadaran Dhani ada di level tiga. Jadi, tingkat kesadaran itu mulai dari level tiga sampai level 15. Tingkat kesadaran Dhani ada di level paling rendah," terangnya lagi
DARI SUMBER KOMPAS
RANOMI RAIH EMAS LAGI
Ranomi Raih Emas Lagi
Senin, 20 Desember 2010 | 07:04 WIB
Perenang Belanda, Ranomi Kromowidjojo
DUBAI, Kompas.com - Perenang Belanda, Ranomi Kromowidjojo meraih medali emas 50 meter gaya bebas di hari terakhir kejuaraan dunia renang kolam pendek di Dubai, Minggu (19/12).
Ranomi mencatat waktu 23.37 detik dan mengatasi rekan senegaranya, Hinkelien Schreuder yang mencatat 23.81 detik yang merebut perak. Ini merupakan emas ketiga ynag dipersembahkan Ranomi buat negaranya, Belanda sendiri berada di posisi enam dengan 3 medalie mas 2 perak dan 1 perunggu.
Diposting dari Kompas
Ranomi mencatat waktu 23.37 detik dan mengatasi rekan senegaranya, Hinkelien Schreuder yang mencatat 23.81 detik yang merebut perak. Ini merupakan emas ketiga ynag dipersembahkan Ranomi buat negaranya, Belanda sendiri berada di posisi enam dengan 3 medalie mas 2 perak dan 1 perunggu.
Diposting dari Kompas
Jumat, 17 Desember 2010
KISAH BURUNG MERPATI DENGAN MAWAR PUTIH
Pada suatu hari, hiduplah seekor Burung Merpati dan Bunga Mawar putih. Sang Merpati mencintai bunga Mawar Putih. Tak lama ia menyatakan cintanya pada Mawar Putih. Katanya ” Mawar Putih, aku sangat mencintaimu, maukah engkau menjadi pendamping hidupku?” Mawar Putih menjawab, ” Sayang beribu sayang, aku tidak berwarna Merah, jika saja aku berwarna merah, aku pasti akan mencintaimu.”
Lalu keesokan harinya mereka bertemu lagi. Sang Merpati berkata,” Mawar Putih, demi membuktikan kuatnya cintaku, aku akan berbuat sesuatu, agar engkau dapat berubah warna menjadi merah, sehingga engkau dapat mencintaiku.”
Tiba-tiba, Sang Merpati memotong sayapnya sendiri. Darah yang tercurah dari lengan Merpati, mengubah warna Mawar menjadi merah. Sontak, Mawar menjadi sangat senang. Namun tanpa disadari, ketika mawar ingin menyatakan cintanya, sang merpati telah tiada.
Akhirnya, mawar menyesal. Dia telah kehilangan seseorang yang berharga yang telah mencintainya dengan tulus.
Kisah ini menggambarkan betapa indahnya sebuah pengorbanan yang dilandasi oleh CINTA
Ada sebuah Kasih yang ingin ku tunjukkan kepadamu. Kasih ini tiada duanya. Ia tidak menuntut, namun senantiasa memberi. Ia rela mengorbankan diri-Nya bagi kita. Supaya kita tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Lalu keesokan harinya mereka bertemu lagi. Sang Merpati berkata,” Mawar Putih, demi membuktikan kuatnya cintaku, aku akan berbuat sesuatu, agar engkau dapat berubah warna menjadi merah, sehingga engkau dapat mencintaiku.”
Tiba-tiba, Sang Merpati memotong sayapnya sendiri. Darah yang tercurah dari lengan Merpati, mengubah warna Mawar menjadi merah. Sontak, Mawar menjadi sangat senang. Namun tanpa disadari, ketika mawar ingin menyatakan cintanya, sang merpati telah tiada.
Akhirnya, mawar menyesal. Dia telah kehilangan seseorang yang berharga yang telah mencintainya dengan tulus.
Kisah ini menggambarkan betapa indahnya sebuah pengorbanan yang dilandasi oleh CINTA
Ada sebuah Kasih yang ingin ku tunjukkan kepadamu. Kasih ini tiada duanya. Ia tidak menuntut, namun senantiasa memberi. Ia rela mengorbankan diri-Nya bagi kita. Supaya kita tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Langganan:
Postingan (Atom)